LDII Yogyakarta Harus Bisa Cetak Jurnalis Berkarakter: Tidak Sombong dan Bisa Jadi Inspirasi, Seperti di Sulsel

Daftar Isi
Pelatihan Jurnalistik LDII Sulsel

LDII DIY – Masyarakat LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Yogyakarta diharapkan bisa mengikuti jejak positif DPW LDII Sulawesi Selatan yang sukses mencetak 180 jurnalis internal berkarakter melalui pelatihan jurnalistik berbasis literasi digital. Upaya ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat media dakwah serta menangkal hoaks dan disinformasi yang marak di era digital.

Pelatihan Jurnalistik LDII Sulsel Jadi Contoh Nasional

Pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan di Masjid Roudhotul Jannah, Kompleks Dr Tadjuddin Chalid, Makassar, berlangsung selama tiga hari pada 11 Mei 2025. Kegiatan bertema “Mencetak Jurnalis Berkarakter Mulia dengan Kecakapan Literasi Digital dalam Menangkal Hoaks” ini diikuti oleh 180 peserta dari berbagai tingkatan organisasi LDII se-Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini menggandeng Komunikasi Informasi Media (KIM) DPP LDII, dan menghadirkan narasumber profesional dalam bidang jurnalistik dan komunikasi digital.

Para peserta dibekali dengan dasar-dasar jurnalistik, etika media, strategi komunikasi digital, hingga teknik menulis konten yang sesuai kaidah SEO (Search Engine Optimization).

Ketua DPW LDII Sulsel, Ir. H. Mansyur, MT, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam membentuk kader media yang kredibel dan bertanggung jawab.

"Kader LDII harus bisa menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dengan menyampaikan informasi yang faktual dan berimbang," tegasnya.

LDII Yogyakarta: Saatnya Bangun Media Dakwah yang Modern dan Profesional

Melihat keberhasilan tersebut, LDII Yogyakarta dapat menjadikan Sulsel sebagai inspirasi untuk menyelenggarakan pelatihan serupa. Sebagai salah satu kota pelajar dan pusat literasi nasional, Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam menciptakan ekosistem informasi dakwah yang sehat, edukatif, dan berdampak luas.

Ketua KIM DPP LDII, Yanuar Lazuardi, S.Kom, menyatakan bahwa prinsip EEAT (Experience, Expertise, Authoritativeness, and Trustworthiness) harus menjadi dasar dalam pembuatan konten digital.

“Kami ingin kader LDII tak hanya paham menulis, tapi juga bisa menciptakan konten yang terpercaya dan berpengaruh di dunia digital,” ujarnya.

Penguatan Literasi Digital di Kalangan Generasi Muda LDII Yogyakarta

Dengan meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan generasi muda LDII, pelatihan jurnalistik menjadi solusi strategis untuk mendidik generasi muda agar tidak menjadi korban hoaks, tetapi justru menjadi agen penyebar kebaikan melalui media dakwah digital.

Rahmat Hidayat, salah satu peserta dari LDII Maros, menyatakan bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat. “Banyak ilmu baru yang kami dapatkan, dan bisa langsung kami terapkan untuk membuat konten dakwah yang positif dan profesional.”

Arah Baru Dakwah Digital LDII

LDII Yogyakarta kini didorong untuk mulai menyusun program pelatihan serupa dengan dukungan penuh dari DPW dan DPD setempat. Harapannya, pelatihan ini tidak hanya melahirkan jurnalis internal yang andal, tapi juga memperkuat citra LDII sebagai organisasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi.